Wednesday, January 4, 2017

Kamu dan Lontong Kari

  No comments
Yogyakarta,
Suatu pagi yang masih agak ngantuk, suatu pagi yang dengan  perasaan sama seperti pagi-pagi lainnya...laper. Suatu pagi dimana ada kisah tentang sepiring lontong kari dan kamu, iya kamu...ketidakmungkinan yang sering aku semogakan (sering loh ya bukan selalu, soalnya kadang juga enggak aku semogakan).
Pagi itu sepiring lontong kari pun jadi terasa istimewa, ya istimewa seperti masakan eropa yang sering diposting anak path di akun mereka, dan pastinya yang bikin sepiring lontong kari itu jadi istimewa ya.....embak penjualnya dan kamu juga pastinya. Memang begitulah seharusnya, setidaknya menurutku bahwa secinta-cintanya aku pada seseorang, seseorang itu bukanlah segalanya, duniaku bukan hanya di dia, masih ada yang lain, masih ada Rabb ku, nabiku, orangtuaku, seperti juga masih ada embak penjual lontong kari selain kamu yang membuat sepiring lontong kari itu jadi istimewa.
Mungkin kamu bahkan gak sadar, pagi dan sepiring lontong kari denganmu itu menulis sebaris doa yang sekarang sudah aku kirim ke Dia yang selalu mendengar doa siapapun, sambil berharap dengan sangat doa itu akan dikirim balik dalam bentuk kamu, iya kamu. Meskipun bukan kamu seutuhnya dan seluruhnya yang jadi milikku, karena memang begitulah seharusnya, setidaknya menurutku bahwa kamu masih milik Rabb mu yang dititipkan untuk aku jaga, bahwa kamu masih gadis kecil orangtuamu yang mereka percayakan untuk aku sayang.
Sesendok demi sesendok lontong kari itu kita nikmati sama-sama, sampe habis, habis semuanya, bagian yang enaknya dan yang gak enaknya. Kadang aku juga dua sendok sekaligus sih, sesendok dari piringku dan sesendok dari piringmu, karena memang begitulah seharusnya, setidaknya menurutku bahwa kita akan memiliki bagian kita masing-masing, tapi kadang aku akan mengambil dua bagian karena dosamu aku yang tanggung, seperti juga bahagia karenamu aku ikut merasakan.
bersambung.......karena pagi ini aku laper lagi dan pengen sepiring lontong kari lagi jadi tulisannya aku pending dulu ya, karena memang begitulah seharusnya, setidaknya menurutku bahwa cintaku harus ku pending dulu, sampai menyentuhmu adalah ibadah, dan menjagamu adalah kewajiban.

No comments :

Post a Comment