Friday, March 22, 2019

Akhir Kisah Lontong Kari

  No comments


Kesini dulu ya Kamu dan Lontong Kari

Pagi itu aku kembali ke warung lontong kari lagi, kali ini sendiri. Kupesan dua piring, sekedar untuk mengingat aku pernah disini denganmu.
Sesendok demi sesendok kumakan lontong kariku, sesekali juga sesendok dari piring kedua seperti denganmu dulu. Bedanya kali ini hanya sepiring yg habis, aku seperti merasa beban hidup tak habis kunikmati sendiri. Sama seperti sepiring lontong kari ini, yang dulu kunikmati denganmu.
Rasanya baru kemaren kita merancang masa depan, yang sekarang kamu bangun dengan orang lain.
Masa depan yang dulu aku semogakan sekarang hanya bisa kujadikan draft yang tidak bisa diwujudkan, denganmu.
Tak apalah, bunga tak sekuntum kumbang tak seekor. Patah tumbuh hilang berganti, belum patah sudah tumbuh belum hilang sudah berganti.
Aku tidak berusaha melupakanmu, aku akan tetap berkabar, menyukai unggahan fotomu di instagram, meretweet tweet mu di twitter.
Aku akan tunjukkan kehilangan tidak membuat rapuh, ia mengajariku melangkah lebih jauh. Kamu tenang saja, kamu tidak meninggalkan seorang yang lemah.
Bahagialah kamu dengannya, biar aku disini. Melatih diri menikmati dua piring lontong kari, sendiri. Sampai kuat, sampai tangguh, sampai mampu kunikmati sendiri dua piring lontong kari. Atau sampai kutemukan tangan lain yg bisa menikmati lontong kari denganku, seperti denganmu.
Ah sudahlah, lontong kariku sudah dingin. Aku mau cukup kamu saja yang hilang dari lontong kariku, kehangatannya jangan.
Sampai sini, akhir kisah kita dan lontong kari. Terimakasih pernah membuat pagiku segurih lontong kari.

Thursday, February 7, 2019

Teman yang Maha Baik

  No comments


Teman yang maha baik
Sejauh apapun pergi, kapanpun ingin kembali Dia selalu merima
Selama apapun ditingalkan, saat ingin kembali Dia sabar menunggu
Bagaimanapun dilupakan, ketika kembali diingat Dia tak marah
Dia adalah teman yang maha baik
Selalu menerimamu kembali
Selalu mengingat walau dilupakan
Selalu memberi walau tak pernah menerima
Kita semua memilikinya, teman yang maha baik itu
Dialah Allah
Kalau sudah jauh darinya, cobalah kembali
Dia masih ada siap selalu menerima
Kalau sudah lupa, selupa-lupanya
Ingatlah Dia lagi, dia masih sabar menunggu tanpa emosi
Dia memang teman yang maha baik
Dia akan selalu mendengar semua keluh kesahmu
Dia memberimu bahkan tanpa kau minta
Dia menerimamu bagaimanapun seluruh  dunia menolakmu
Dia ada kapanpun kau mau
Dimalam gelap
Dipagi yang sepi
Disiang yang terik
Dia yang terbaik, teman yang maha baik
Ah sudahlah, aku mau kembali
Aku sudah terlalu jauh dari temanku yang maha baik